Pemuka agama pastinya akan mengarahkan pengikutnya pada kebaikan. Coba tonton dulu serial dokumenter di Netflix, In the Name of God: A Holy Betrayal.
Sebuah serial dokumenter terbaru dari Netflix berjudul In the Name of God: A Holy Betrayal merupakan inspirasi dari judul artikel ini. Tiga episode pertama serial tersebut membuktikan ada orang yang berlagak sebagai pemuka agama, namun ternyata seorang pemerkosa.
Pemuka agama merupakan seseorang yang dipandang sebagai pemimpin, penganjur, dan penasihat sebuah agama. Mereka dianggap sebagai orang yang memiliki ilmu mendalam terkait agama tertentu. Anjuran dan nasihatnya dipercaya dan dilakukan banyak orang.
Hal ini seperti dua bilah mata pisau. Apabila ajaran si pemuka agama benar-benar murni, maka komunitas yang dibentuknya akan memberi manfaat bagi khalayak. Namun, apabila ajaran yang dibentuk sesat dan toxic, maka korbannya pun bisa bukan main banyaknya.
Tiga episode pertama di In the Name of God: A Holy Betrayal berfokus pada sebuah komunitas spiritual yang biasa disebut dengan Providence atau juga JMS. Komunitas tersebut dipimpin oleh Jung Myung-seok dan sudah ada sejak 1980 di Korea Selatan.
Awalnya Jung Myung-seok ini muncul sebagai pendeta kristen yang menafsirkan kitab injil dengan cara yang lebih terbuka. Analogi dan perumpamaan yang digunakannya berbeda dengan yang sudah-udah. Hal itu kemungkinan yang menjadi pemicu tumbuhnya pengikut JMS dari kalangan anak muda dan mahasiswa terpelajar.
JM ini kerap mengadakan acara-acara kesenian yang menarik perhatian para mahasiswa. Seiring berjalannya waktu, pengikut JMS pun meningkat pesat. Mayoritas berasal dari anak-anak SMA hingga mahasiswa.
Kasus Pemerkosaan & Kekerasan
Awalnya tidak ada keluhan apapun, JMS ini ya dipandang sebagai gerakan spiritual seperti lainnya. Namun, selama beberapa tahun berselang, mulai muncul laporan dan keluhan tentang pelecehan seksual dan pemerkosaan yang diduga dilakukan oleh sang pemimpin.
Meski sudah ada beberapa saksi, Jung Myung-seok ini seperti kebal hukum. Ia tetap melakukan aktivitasnya secara bebas. Jung Myung-seok melakukan aksinya dengan cara seperti mencuci otak para pengikutnya. Dia secara langsung dianggap tuhan oleh para pengikutnya.
Jung Myung-seok kerap mengajak pengikut perempuan untuk masuk ke kamar. Disitu dia berdalih melakukan pemeriksaan kesehatan. Ia menyebut perempuan yang dia lecehkan sebagai pasangan tuhan atau orang yang dipilih untuk menjadi kekasih tuhan.
Doktrin yang dilakukan oleh Jung Myung-seok sangatlah mendalam, hingga dia menciptakan lingkaran setan di mana para pengikutnya seperti percaya penuh dengan apa yang dia lakukan. Banyak sekali pengikut perempuan yang ternyata sudah pernah dilecehkan atau diperkosa, namun secara sadar mencari kader baru untuk dijadikan kekasih tuhan.
Iblis yang Susah Dikendalikan
Dari gambaran yang diungkap dalam In the Name of God: Unholly Betrayal, Jung Myung-seok ini susah ditangkap. Saat kasusnya pertama viral, dia bisa melarikan diri ke luar Korea Selatan. Bahkan hampir 7 tahun dia bisa menambah pengikut dari Hong Kong, Tiongkok, Taiwan, Malaysia, ada juga yang dari Australia.
Jung Myung-seok pernah diadili dan divonis hukuman penjara selama 10 tahun di Korea Selatan. Meski di penjara, pengikut setianya masih terus mencarikan perempuan untuk si tuhan palsu. Foto-foto perempuan muda berbusana minim rutin dikirim untuk Jung Myung-seok.
Selepas dari penjara, Jung Myung-seok masih terus memimpin JMS dan terus dianggap tuhan oleh pengikutnya. Ia bebas dari penjara sejak 2018, semenjak saat itu, gerakannya seperti tidak tercium media.
Kasus pelecehan seksual seperti sudah lewat karena dia sudah digukum. Padahal yang terjadi sebaliknya. Markas JMS masih terus mengumpulkan perempuan muda untuk menjadi mangsa Jung Myung-seok.

Mapple Yip Buka Suara
Skandal pelecehan seksual dan pemerkosaan yang dilakukan Jung Myung-seok kembali terbuka setelah salah satu korban bernama Mapple Yip bersedia untuk melakukan konfrensi pers dan mengungkap apa yang terjadi di dalam JMS.
Konfrensi pers yang dilakukan akhir 2022 kemarin membuar Jung Myung-seok kembali didakwa atas kasus pemerkosaan. Meski demikian, hingga sekarang Mapple masih berjuang untuk melawan JMS yang mampu menyewa firma hukum besar untuk menyangkal semua tuduhan.
Waspadalah dengan Pemuka Agama
Apa yang terjadi di JMS bisa dilihat sebagai sebuah peringatan untuk para kaum perempuan dalam melihat sosok pemuka agama. Salah satu cara paling sederhana untuk menyikapi pemuka agama dalah dengan menjaga jarak.
Pemuka agama didengarkan nasihat, petuah, dan ilmunya saja, apabila ada oknum pemuka agama yang meminta lebih, maka harus ditolak. Melalui menjaga jarak, Anda bisa terhindar dari lingkaran setan dan toxic yang diam-diam akan menerkam Anda.
Apa yang terjadi di JMS adalah sebuah doktrin yang mendalam dengan back up dana yang besar sehingga efeknya sangat luar biasa. Berlapisnya tingkatan pengikut membuat tak jarang korban menjadi pelaku selanjutnya.
Tentunya Anda tak ingin berada di lingkaran setan seperti itu. Oleh karena itu, saat berniat untuk mengikuti sebuah komunitas spiritual, pastikan Anda memasang jarak yang menurut Anda aman sehingga mengurangi resiko terkena kejahatan dalam sebuah komunitas yang sering dianggap suci tersebut.