Belum lama ini Netflix kembali merilis film Indonesia yang bisa dibilang cukup unik dan berbeda. Film tersebut berjudul Dear David. Disutradarai oleh Lucky Kuswandi, Dear David dibintangi oleh Shenina Cinnamon, Emir Mahira, dan Caitlin North Lewis.

Dear David menampilkan isu yang ada di sekitar kita, namun dikemas dengan konflik yang cukup unik, baru, dan tak biasa. Meski tokoh utamanya anak SMA, namun film ini cocok ditonton orang dewasa lain yang mungkin peran hidup Anda ada di salah satu karakter di film Dear David.

Sinopsis Dear David

Sebelum masuk lebih dalam ke review versi redaksi Kamusfilm, terlebih dahulu begini sinopsis Dear David.

Film ini mengisahkan kehidupan Anak SMA dengan fokus tokoh Laras. Ia dikenal sebagai murid teladan yang selalu mendapatkan beasiswa. Di sisi lain Laras hobi menulis cerita tentang pria yang disukainya. Cerita itu privat dan hanya untuk dinikmati Laras sendiri.

Kekacauan mulai muncul saat cerita privat itu tersebar ke lingkungan Sekolah. Cinta, persahabatan, dan keadlian menjadi fokus Dear David.

Pemain Dear David

Dear David bisa dibilang dibintangi oleh mayoritas wajah-wajah muda. Mereka adalah Shenina Cinnamon, Emir Mahira, Caitlin North Lewis, Firas Yodha, Palestine Irtiza, dan Michael James.

Ada juga nama-nama senior seperti Maya Hasan, Restu Sinaga, Jenny Zhang, dan Izabel Jahja.

Shenina memerankan tokoh Laras, David diperankan oleh Emir Mahira, dan Caitlin North memerankan tokoh Dilla.

Dear David. (L to R) Emir Mahira, Shenina Cinnamon, Caitlin North Lewis in Dear David. Cr. Courtesy of Netflix © 2022

Review Dear David

Kisah anak SMA yang ditampilkan di Dear David bisa dibilang cukup umum, hanya saja konflik yang diangkat bisa dibilang cukup berani. Berakar pada kisah cinta masa SMA, konflik muncul pada kebiasaan tokoh Laras yang suka menulis cerita sensual dengan tokoh utama dirinya dan pria teman sekolah yang dia taksir. Kebiasaan itu dibenturkan dengan kenyataan bahwa Laras berasal dari keluarga religius. Tak hanya itu, Laras juga termasuk murid teladan, ketua OSIS yang langganan beasiswa dan kerap menjadi yang terbaik di kelasnya.

Sesuai dengan standard norma masyarakat, pastinya karakter Laras itu sangat bertolak belakang. Kereligiusan orang tuanya tidak membuat dia mengindari hal-hal tabu. Dia malah rutin menulis cerita sensual dengan tokoh dirinya dan teman sekolahnya.

Konflik mengalami ekskalasi saat cerita sensual yang ditulis Laras menyebar ke lingkungan sekolah dan Viral. Rencana Laras untuk meraih nilai terbaik dan mendapatkan beasiswa untuk masuk ke universitas impiannya pun terancam.

Konflik semakin menarik setelah David, pria yang dijadikan obyek fantasi oleh Laras secara mandiri tahu bahwa penulis cerita sensual itu adalah Laras.

Laras dan David merupakan teman satu gereja. Oleh karena itu keduanya sedikit banyak dekat dan kerap berkomunikasi. Demi tidak diadukan ke Sekolah, Laras setuju untuk membantu David mendekati Dilla, satu-satunya sahabat Laras.

Dilla bisa dibilang juga sebuah side value yang diangkat film Dear David. Melalui Dilla digambarkan kalau masyarakat atau komunitas kita kerap memvonis suatu hal karena dia minoritas. Saat mayoritas sudah memvonis sesuatu sebagai ‘A’, maka tanpa pembuktian pun hal itu langsung dicap sebagai A.

Dilla dikenal sebagai siswi yang pemberontak dan tidak memiliki banyak teman.  Pilihan busana yang cenderung lebih seksi membuat Dilla dianggap dekat dengan hal-hal sensual.

Saat sekolah tempat Dilla dan Laras mencari penulis cerita sensual itu, tak hanya murid, bahkan guru pun menjatuhkan kecurigaannya pada Dilla.  Padahal, mereka tidak mempunyai bukti apapun.

Hal ini bisa menjadi kritik sosial di mana, masyarakat negara ini masih saja terpaku pada tampilan dianggap sebagai identitas utama si pelaku. Masyarakat masih belum sadar bahwa telah banyak kasus nyata yang menegaskan bahwa penampilan tidak mewakili tindakan seseorang. Contoh nyatanya, semua terdakwa korupsi pasti mengenakan atribut agama tertentu saat dihukum. Padahal agama itu melarang korupsi. Gimana dong?

Dari apa yang dialami Dilla, bisa diketahui bahwa bullying ini kerap terjadi bukan karena ada satu orang yang suka mem-bully. Namun lebih kepada situasi komunitas yang mudah terseret pada opini tertentu.

Kecenderungannya, oknum yang dipojokkan akan terus terdesak karena komunitas ikut dengan opini mayoritas yang belum tentu benar. Kondisi seperti ini banyak terjadi dan sulit disembuhkan.

Akting Para Pemain

Tiga karakter utama di Dear David masing-masing memiliki konfliknya tersendiri. Hal ini membuat filmnya menjadi lebih segar dan tidak membosankan.

Akting Shenina saat menampik perasaannya ke David menjadi sebuah twist awal yang membuat film semakin seru. Penonton diajak bersabar dan penasaran mengenai hubungan Laras dan David ke depannya.

Caitlin North Lewis sebagai aktris muda pendatang baru juga sempurna dalam memerankan tokoh Dilla. Caitlin bisa dibilang cukup berani dalam berakting.

Emir Mahira memerankan David dengan bagus. Tipikal cowok remaja berbadan atletis yang disukai banyak perempuan.

Pesan & Kesan

Meski dibalut dengan cerita masa SMA, Dear David merupakan film yang  penuh dengan pesan moral untuk para orang tua, pendidik, dan tentunya para generasi muda.

Apa yang dilakukan Laras pasti menjadi kontroversi dan banyak pihak yang menentang. Namun, bila dilihat akar masalahnya, kegaduhan itu ada karena ceritanya di sebar.

Apa yang dilakukan Laras di akhir film menjadi gambaran bahwa pendidik gagal untuk meluruskan apa yang sebenarnya terjadi.  Pendidik sebagai institusi yang tak bisa terlepas dari bisnis, kerap mengorbankan siswa demi keberlangsungan bisnis.

Respons Ibu dari Laras setelah mengetahui kelakuan putrinya pun bisa menjadi salah satu contoh orang tua teladan. Tetap mendampingi dengan tenang dan mendorong putrinya memperbaiki diri adalah sebuah respons terbaik dari seorang ibu.

Apabila ada Laras-Laras lain di luar sana, apapun alasan kalian, masyarakat pasti akan menghakimi kalau kalian terbukti menulis seperti apa yang dilakukan Laras.

Meskipun apa yang kamu lakukan harusnya bukan menjadi konsumsi umum. Misal tersebar, bukan penyebarnya yang mendapat hukuman terberat, namun kamu sebagai pembuatnya.

Kesimpulan

Meski di atas saya beberapa kali menyebut Dear David menyimpan banyak pesan moral, namun film ini bisa dibilang ringan dan cocok untuk ditonton dengan keluarga atau pasangan.

Konflik yang diangkat dan karakteristik para tokohnya bisa dibilang belum banyak dibahas di film-film Indonesia, maka bisa dibilang Dear David sangat layak untuk ditonton.

Yuk Langganan Artikel Terbaru Kamusfilm

Cukup pakai email bisa dapatkan konten terbaru kamusfilm.