Film Horor yang diinspirasi oleh peristiwa nyata memang selalu seru untuk dibahas. Kali ini di bioskop Indonesia ada film horor berjudul The Banishing yang terinspirasi dari sebuah rumah di Inggris. Rumah tersebut dikenal sebagai rumah paling angker di Inggris. Yuk kita bahas versi peristiwa aslinya.
Sebelumnya, sebagai Informasi, The Banishing tayang di bioskop-bioskop Indonesia mulai 9 Februari 2023. Inspirasinya sebuah rumah bergaya gothic yang ada sejak 1862 hingga 1944. Karena cerita angker, supernatural, dan liputan berbagai media, rumah yang disebut dengan Borley Rectory itu disebut rumah paling angker di Inggris.
Borley Rectory itu sebenarnya sebuah rumah dinas yang diperuntukkan bagi pemuka agama sekaligus kepala adminitrasi di sebuah daerah bernama Borley, Essex, Inggris. Rumah itu dibangun dengan gaya gothic revival.
Rumah tersebut selesai dibangun pada tahun 1862. Rumah sebelumnya dengan fungsi yang sama hancur karena kebakaran pada 1841. Setelah selesai dibangun, rumah ini baru dihuni kurang lebih satu tahun setelahnya.
Borley Rectory pertama kali ditempati oleh Pendeta Henry Dawsons Ellis Bull. Ukuran rumah juga diperbesar dibandingkan sebelumnya karena Henry memiliki 14 anak.
Dikabarkan peristiwa-peristiwa misterius sudah mulai muncul semenjak rumah ini pertama kali ditempati. Ada yang mendengar suara-suara langkah kaki, hingga anak-anak si pendeta mengaku melihat penampakan seorang biarawati.
Meski demikian, itu hanya cerita lokal yang biasa muncul di berbagai komunitas atau perkampungan. Selanjutnya, sekitar 60 tahun ke depan, rumah dinas itu masih ditempati oleh keluarga Bull. Saat Henry Dawsons meninggal, rumah dan tugas pendeta diambil alih oleh sang putra Harry Foyster Bull.

Masa Kerja Pendek Pendeta Guy Eric Smith
Di masa-masa Harry Foyster Bull menempati rumah, tidak banyak sumber yang mengungkap kisah mistis dan hal misterius yang terjadi. Pada 1927, Harry Foyster meninggal dunia. Tugasnya diambil alih oleh Pendeta Guy Eric Smith yang kemudian menempati rumah dinas itu bersama istrinya. Di momen inilah beberapa cerita mencengangkan diklaim terjadi.
Tak lama setelah menempati Borley Rectory, istri Smith mengaku menemukan bungkusan kertas cokelat yang disebut-sebut berisi tulang perempuan muda. Selain itu juga banyak penampakan dan gangguan mistis. Bel kerap berbunyi sendiri, ada cahaya muncul melewati jendela, suara langkah kaki, hingga penampakan kereta kuda.
Cerita ini menjadi heboh karena Smith menghubungi koran Daily Miror dengan tujuan untuk meminta bantuan kepada komunitas paranormal. Semenjak tersentuh Daily Mirror, ditulislah berbagai artikel mengenai fenomena mistis di Borley Rectory. Tak ayal, rumah itu terkenal di se-antero Inggris.
Keluarga Smith hanya tinggal di Borley Rectory kurang lebih dua tahun lamanya. Mereka keluar dari rumah itu pada 1929. Untuk beberapa saat, Borley kesulitan untuk mencari pendeta baru untuk memimpin komunitas di situ.
Hingga satu tahun kosong, pada 1930 akhirnya keluarga pendeta yang masih bersaudara dengan Harry Bulls bersedia untuk mengambil pekerjaan dan menempati rumah dinas tersebut.
Ia adalah Lionel Froyster bersama istrinya Marianne, dan anak adopsi bernama Adelaide. Di masa-masa ini, gangguan masih terus berlangsung. Bahkan ada yang mengaku bahwa terjadi lemparan batu secara misterius.
Lemparan itu terjadi beberapa kali, salah satunya saat akan dilakukan ritual pengusiran setan. Dikabarkan, Lionel terkena lemparan batu yang tak jelas asalnya.
Bahkan Adelaide juga pernah menjadi korban diserang oleh sesuatu yang menyeramkan. Tak hanya itu, Adelaide juga pernah dikunci di sebuah ruangan yang tidak ada kuncinya.

Investigasi Komunitas Supernatural Hingga Jadi Buku
Keterlibatan Daily Mirror dalam meliput peristiwa angker ini melibatkan beberapa orang dan komunitas supernatural yang disebut dengan Society for Psychical Research (SPR).
Salah satu yang paling dekat dengan fenomena misterius ini adalah Harry Price, peneliti peristiwa supernatural dan seorang penulis. Harry sudah terlibat dengan rumah tersebut semenjak masih ditinggali keluarga Smith.
Bahkan Lionel mengirim kesaksian berupa catatan saat terjadi penampakan atau peristiwa mistis. Harry Price melakukan banyak penelitian hingga wawancara dengan warga sekitar. Bahkan dia tak segan untuk membayar warga agar mau mengeluarkan pernyataan tentang keangkeran rumah tersebut.
Setelah keluarga Froyster keluar dari rumah tersebut pada 1935, Harry Price masih melanjutkan penelitiannya. Bahkan dia sempat menyewa rumah tersebut selama satu tahun.
Dia membayar asisten yang kebanyakan mahasiswa untuk menginap di rumah tersebut dan mencatat segala kejadian aneh yang terjadi. Dari penelitiannya tersebut, Harry Price menerbitkan duia buku yang mendukung keangkeran rumah Borley Rectory.
Kontroversi Keaslian Cerita Hingga Ramalan Kebakaran
Sejak viral ke seantero Inggris pertama kalinya, banyak pihak yang mempertanyakan keaslian cerita horor yang muncul dari Borley Rectory. Bahkan keluarga Smith sempat curiga dengan Harry Price.
Pasalnya, saat kedatangan Harry gangguan muncul secara bertubi-tubi, kemudian setelah dia pergi, kondisi rumah kembali normal. Meski demikian, ketiadaan bukti dan pasokan cerita seram sepertinya disukai banyak orang. Sehingga kabar itu terus menyebar luas.
Di masa Lionel Foyster, SPR sempat secara resmi meneliti Borley Rectory. Saat itu diambil kesimpulan bahwa memang ada sebagian cerita yang tidak bisa dijelaskan secara akal sehat.
Meski demikian ada kejadian yang diduga disebabkan oleh sang Istri Marianne. Beberapa waktu kemudian, Marianne mengaku memang membuat cerita supernatural untuk menutupi perselingkuhannya.
Puncak investigasi Harry Price terjadi saat ada ritual pemanggilan arwah yang dilakukan asistennya. Harry mengklaim asisten itu berkomunikasi dengan arwah biarawati asal Prancis.
Biarawati itu dibunuh di rumah lama Borley Rectory dan jasadnya di buang di suatu tempat di rumah tersebut. Arwah itu meminta tolong kepada Marianne.
Setelah itu ada juga pemanggilan arwah yang diklaim memberi informasi bahwa rumah tersebut akan dibakar pada malam itu. Pemanggilan arwah itu terjadi pada 1938.
Tentu saja rumah tidak terbakar pada malam itu. Namun kebakaran benar-benar terjadi satu tahun kemudian, pada 1939. Setelah dimiliki orang baru, rumah itu terbakar.
Awalnya berita yang beredar mengungkapkan bahwa kebakaran disebabkan lampu minyak yang tumpah. Meski demikian, investigasi dari perusahaan asuransi memvonis rumah itu dibakar dengan sengaja.
Bahkan tak lama setelah terbakar, Harry mengklaim dia menemukan tulang belulang yang diduga milik perempuan muda. Dia menguburkan tulang itu dengan prosesi agama kristiani di tempat lain.
Komunitas di Borley menolak tulang tersebut karena dicurigai hanya tulang belulang seekor babi.
Pacsa-Kematian Harry Price
Harry Price meninggal pada 1948. Semenjak saat itu muncul berbagai klaim bahwa Harry Price melakukan beberapa pemalsuan peristiwa mistis. Seorang wartawan menemukan kalau Harry membawa batu di kantongnya saat liputan bersama. Sebelum digeledah, si wartawan terkena lemparan batu kecil.
Pada 1948 SPR juga merilis sebuah buku tentang Borley Rectory. Dalam buku tersebut diungkap bahwa Harry melakukan pemalsuan pada beberapa fenomena yang diklaim terjadi.
Beberapa laporan lain juga menyebutkan bahwa Marianne juga aktif memalsukan peristiwa mistis yang dianggap terjadi di rumah tersebut.

Memicu Adaptasi
Meski sudah banyak yang mempertanyakan kebenaran ceritanya. Kisah horor Borley Rectory masih tetap memicu adaptasi dan produksi acara televisi.
BBC pernah memproduksi liputan tentang kontroversi Borley Rectory pada 1956, namun acara itu urung tayang karena dikhawatirkan memicu tuntutan hukum dari keluarga yang terlibat.
Namun pada 1975 BBC merilis acara yang lebih ringan dengan judul The Ghost Hunter yang fokusnya pada rumah Borley Rectory. Pada 2017 dirilis film berjudul The Most Haunted House in England.
Pada 2021 ada The Ghosts of Borley Rectory yang berfokus pada sudut pandang penelitian Harry Price. Kemudian di tahun 2023 ada The Banishing yang mengadaptasi secara lepas fenomena Borley Rectory.