Maret 2022 lalu Netflix merilis film dokumenter tentang kisah nyata kejahatan yang dilakukan orang satu kos atau satu asrama, atau satu kontrakan. Kali ini redaksi Kamusfilm akan membahas episode pertama berjudul Call me Granma. Review Worst Roomate Ever ini sepenuhnya subyektivitas pribadi. Karena secara umum ini diangkat dari kisah nyata, pastinya akan ada hal-hal yang terlewat untuk saya bahas, maka dari itu bacalah dengan bijaksana.
Review Worst Roomate Ever – Call Me Grandma berkisah tentang seorang perempuan tua bernama Dorothea Puente. Dari perawakan dan dandananya ia seperti perempuan tua pada umumnya. Di rumahnya, Dorothea menyewakan kamar, khususnya untuk para manula yang memiliki masalah dengan alkohol, narkoba, atau mental yang hampir semuanya tidak memiliki rumah dan tak memiliki keluarga untuk menampung. Peristiwa ini terjadi sekitar akhir 1980an.
Melalui apa yang dilakukannya, Dorothea mendapatkan akses dana sosial dari pada penyewa rumahnya dan itu dilakukan secara legal. Seiring berjalannya waktu, keanehan mulai muncul, rahasia kelam yang selama ini ditutupi Dorothea akhirnya mulai terungkap setelah seorang penyewa kamar dilaporkan hilang.
Ia adalah Alvaro Gonzalez yang juga akrab dipanggil Montoya. Seorang pekerja sosial bernama Judy masih kerap menjenguk Montoya di rumah kos milik Dorothea, hingga akhirnya Montoya dikabarkan hilang.
Dorothea menjelaskan kepada Judy bahwa Montoya pergi ke rumah saudaranya di Mexico. Saat dilacak, Montoya tak pernah pergi ke Meksiko, namun di satu sisi Dorothea bersikeras bahwa Montoya pergi ke Mexico dan tak pernah kembali lagi.
Rekam Jejak Kehidupan Dorothea
Dalam dokumenter Worst Roomate Ever – Call Me Grandma diceritakan bahwa Dorothea memiliki sejarah melakukan tindakan kejahatan. Hampir semua kejahatan Dorothea dilakukan kepada lanjut usia yang cenderung sebatang kara.
Modus rumah kosan membuatnya bisa dengan mudah mencairkan dana sosial para lansia tanpa dicurigai. Meski demikian kejahatannya itu pernah terbongkar pada 1978 yang akhirnya membuat dia harus wajib lapor dan didenda.
Hal tersebut sepertinya tak membuat Dorothea jera. Pada 1982 ia mengajak seorang perempuan kenalannya di sebuah restoran untuk berbisnis. Ia adalah Ruth Munroe. Namun bisnis keduanya tak berjalan lancar dan bangkrut. Ada masa di mana Ruth Munroe akhirnya tinggal serumah dengan Dorothea.
Tak lama tinggal bersama Dorothea, Ruth Munroe ditemukan tewas di kamar tidurnya. Anak dan kerabat Ruth hanya diberi beberapa barang saya oleh Dorothea. Perhiasan, uang dan barang berharga yan dibawa saat pindah ke rumah Dorothea semuanya raib.
Meski curiga, keluarga Ruth Munroe tak bisa berbuat banyak, polisi menyebut penyebab kematian adalah over dosis obat-obatan dan Ruth dianggap bunuh diri. Tak lama berselang setelah kasus Ruth, Dorothea akhirnya ditangkap polisi karena terbukti membius seorang pensiunan dan mencuri harta bendanya. Akibat perbuatannya, ia divonis lima tahun penjara, namun hanya menjalani hukuman selam tiga tahun.
Kembali ke Kisah Montoya
Sebenarnya aneh, Dorothea masih bisa menyewakan rumahnya setelah keluar dari penjara. Padahal sebelumnya Dorothea pernah terbukti menyelewengkan uang dana sosial dari para penyewanya.
Kisah Montoya terjadi setelah Dorothea dipenjara dan menjadi awal mula terungkapnya sebuah kasus pembunuhan berantai yang terjadi selama bertahun-tahun. Judy yang merasa aneh dengan rumah Dorothea melapor ke polisi dan menyarankan polisi membawa sekop.
Investigasi berjalan alot. Dorothea merencanakan semuanya dengan baik. Bahkan dia berhasil membujuk para penyewa untuk berbohong tentang suatu hal. Hingga suatu saat ada seorang penyewa yang mengaku. Bahwa cerita tentang Montoya ke Meksiko adalah bohong.
Dari situ polisi mencoba untuk melakukan penggalian acak. Hingga akhirnya ditemukanlah kain dan potongan tubuh manusia. Akhirnya penggalian secara intensif pun dilakukan. Ada hal lucu dalam film dokumenter ini yang memang terjadi nyata.
Entah karena sosok Dorothea yang sudah tua atau karena alasan apapun. Polisi memang belum menetapkan tersangka saat ditemukan tubuh manusia. Dorothea kemudian izin untuk membeli kopi dan bertemu keluarganya di sebuah hotel di seberang rumahnya. Alhasil Dorothea melarikan diri dong. Semenjak saat itu Polisi baru yakin bahwa ada pembunuhan di rumah tersebut.
Secara total ditemukan tujuh jenazah di halaman rumah Dorothea. Ia akhirnya ditangkap di Los Angeles berkat laporan seorang pensiunan yang baru kenal dengan Dorothea. Tujuh jasad yang ditemukan semuanya adalah penyewa di rumah Dorothea. Mayoritas di atas 60 tahun, hanya Montoya yang masih 51 tahun.
Selama penyelidikan, akhirnya keluarga Ruth Munroe turut menghubungi polisi. Penyebab kematian ibunya mirip dengan modus Dorothea membunuh korbannya. Mayoritas over dosis obat tertentu hingga tak sadarkan diri. Akhirnya jaksa penuntut memasukkan Ruth Munroe sebagai salah satu korban Dorothea. Tak hanya itu, jasad yang belum teridentifikasi selama tiga tahun ternyata adalah Everson Gillmouth, seorang pensiunan yang jatuh cinta kepada Dorothea setelah keduanya menjadi teman pena.
Diidindikasikan Everson dibunuh Dorothea tak lama setelah mereka tinggal serumah. Jasad Everson ditemukan di sebuah gudang namun tak pernah teridentifikasi karena sudah terlalu busuk. Setelah waktu-waktu kematian Everson, Dorothea masih mencairkan uang pensiunan Everson bahkan mengirim surat ke keluarga Everson dengan nama Everson. Sebuah tindakan yang bisa dibilang mengerikan.
Secara total, Dorothea didakwa atas sembilan pembunuhan. Persidangan dimulai pada Oktober 1992. Ratusan saksi didatangkan baik untuk memberatkan dan meringankan hukuman Dorothea. Hasilnya, hakim memvonis Dorothea melakukan tiga pembunuhan sisanya tidak dianggap dilakukan oleh Dorothea. Meski demikian, Dorothea divonis penjara seumur hidup tanpa kemungkinan pembebasan bersyarat. Ia meninggal dunia di penjara pada 2011 di usia 82 tahun.
Hal-Hal yang Tidak Dibahas di Dokumenter Worst Roomate Ever – Ep1
Setelah ditelusuri, ternyata apa yang diungkapkan di dokumenter Worst Roomate Ever tentang Dorothea tidak bisa dibilang menyeluruh. Beberapa hal tentang Dorothea tidak dibahas, khususnya tentang awal kehidupan Dorothea dan tekanan hidup yang dialaminya jauh sebelum dia terjerak berbagai tindakan kriminal.
Dorothea Puente memiliki nama lahir Dorothea Helen Gray. Ia adalah anak ke-enam dari tujuh bersaudara. Keluarganya bisa dibilang kacau dan miskin. Ayahnya meninggal saat Dorothea berusia delapan tahun. Ibunya kecanduan alkohol dan kerap menganiaya anaknya.
Sang ibu meninggal saat Dorothea berusia sembilan tahun. Semenjak saat itu ia teprisah dari saudara-saudaranya. Ada yang ke panti asuhan ada juga yang dirawat kerabat. Semenjak usia 16 tahun Dorothea sudah hidup sendiri. Ia pernah menjadi Pekerja Seks Komersial (PSK), bahkan pernah ditangkap karena menjadi mucikari.
Dorothea pernah menikah sebanyak empat kali sejak usia 16 tahun. Selama perjalanan hidupnya itu dia pernah mengalami banyak peristiwa memilukan dan beberapa kali berurusan dengan pihak yang berwajib.
Itulah review Worst Roomate Ever. Apabila teman-teman tertarik dengan kisah Dorothea Puente dari sudut pandang lain, cari referensinya banyak di internet. Bahkan sebelum Worst Roomate Ever, kisah Dorothea pernah dibahas di beberapa dokumenter berjudul Crime Sories, Deadly Women, A Strange in My Home. Ada juga adaptasi lepas menjadi film fiksi seperti Evil Spirits. Bahkan ada novel yang terinspirasi dari Dorothea Puente berjudul House Rules.