Midnight Mass mengemas cerita yang relate dengan dunia masa kini. Masa di mana ajaran agama ditelan mentah-mentah, ayat-ayat suci digunakan sebagai tameng untuk membenarkan tindakan yang sebenarnya didorong oleh ego individu terkait, hingga mengkafirkan sesama yang tak sejalan dengan mayoritas.

Mini seri dari Netflix ini terdiri dari tujuh episode. Dikategorikan dalam genre horor, Midnight Mass mengisahkan tentang kehidupan warga di pulau terpencil. Warga di pulau tersebut termasuk warga-warga yang religius. Meski tidak semua religius, namun mayoritas.

Dari hampir sekitar 150 nyawa di pulau tersebut, terdapat satu polisi dan putranya yang beragama Islam. Sisanya beragama kristen. Cerita Midnight Mass awalnya mengikuti perjalanan hidup tokoh Riley Flinn yang menabrak tewas seorang perempuan saat mengemudi dalam keadaan mabuk.

Long story Short, Riley kembali ke tempat tinggal orang tuanya setelah melalui masa hukuman penjara. Riley yang sekarang tak percaya lagi dengan ajaran agama yang dulu dia peluk. Dia seperti individu yang sedang mempertanyakan tentang eksistensi tuhan. Di sisi lain ayah ibu Riley adalah dua orang yang sangat religius. Sang ibu bahkan tak pernah sekalipun meninggalkan kegiatan misa di gereja.

Misteri mini seri ini mulai bergulir setelah desa kecil itu kedatangan pastur pengganti bernama Paul Hill. Pastur itu mengaku sebagai pengganti Pastur Pruitt yang sakit setelah melakukan perjalanan suci ke Israel.

Seperti judulnya, mini seri ini menampilkan banyak sekali adegan ibadah misa. Banyak monolog-monolog panjang, tak hanya saat adegan misa, namun saat adegan lain. Tiga episode awal kita tidak diberi konflik yang signifikan. Bahkan saya sendiri sempat ingin menyerah saat menonton ini. Namun saya urungkan niat karena ada sepercik cerita tentang drakula di mini seri ini.

Lebih unik lagi, meski apa yang ditampilkan dalam mini seri ini persis dengan teori drakula. Namun tokoh-tokoh di Midnight Mass tak pernah sekalipun menyebut tentang makhluk penghisap darah itu. Sepertinya memang di universe Midnight Mass tidak ada drakula.

Di mini seri ini digambarkan bagaimana kacaunya saat ayat-ayat suci diartikal secara serampangan oleh pemeluk agama itu sendiri. Bahkan pelakunya orang-orang terpandang yang secara logika lebih paham dan lebih dekat dengan Tuhan.

Dalam mini seri ini kita juga diberi gambaran, bahwasanya orang yang paling dianggap tidak memiliki perasaan dan tidak religius, bisa memiliki tingkah laku seperti orang yang lebih religius dan lebih berperasaan dari yang nge-judge sebaliknya.

Banyak sekali muatan-muatan agama yang menurut saya terlalu sensitif muncul di mini seri ini. Mulai dari mayoritas yang menekan minoritas, Islamophobia, hingga atheisme. Namun, kalau kita bicara realita sekarang ini, semua itu ada di antara kehidupan kita. Ga perlu baper saat nonton mini seri ini.

Mini seri ini super-slow pace jadi kita akan terus berharap suatu hal yang besar dan mengerikan akan terjadi, namun ceritanya selalu bisa mengulur klimaksnya hingga di akhir banget. Kalian kudu punya niat agar bisa menyelesaikan mini seri ini.

Sheriff Hasan dan putranya Ali melakukan ibadah Solat Subuh.

Meski masuk dalam genre horor mini seri ini tidak memberikan banyak adegan menyeramkan. Tidak ada jump scare atau penampakan apapun. Mungkin kita akan mengira akan ada penampakan dari jendela karena hampir semua orang di desa ini kalau alam hari tidak menutup jendelanya. Aneh.

Bagi saya yang lebih suka cerita berbalut fantasi, saya kurang sreg dengan jalan cerita di mana entitas drakula tidak ada di dunia Midnight Mass. Jadi penonton dibiarkan bertanya-tanya dan cenderung menganggap tokoh-tokoh di mini seri ini terlalu bodoh. Dalam mini seri dibagi menjadi dua, tokoh yang menganggap drakula itu kiriman tuhan, dan tokoh yang menganggap drakula itu sosok monster yang tak ada hubungannya dengan agama tertentu. Tidak dijelaskan sama sekali asal muasal hingga akhir hayat si monster di Midnight Mass.

Adegan paling mengiris hati adalah saat Sheriff Hassan ditolak oleh anaknya yang berpaling ke agama mayoritas. Namun sakit hati itu terobati karena di akhir mini seri ini keduanya melakukan solat untuk terakhir kalinya, di pinggir pantai. Bikin penasaran kan?

Mini seri ini sangat layak ditonton bagi kalian yang ingin serial dengan cerita yang segar dan tak melulu happy ending.