Kamusfilm – Sudah lebih dari 20 hari dirilis di bioskop-bioskop Indonesia, Pengabdi Setan masih saja viral di media sosial. Penontonnya pun dikabarkan sudah tembus 3 juta penonton. Belum lama ini sutradaranya, Joko Anwar menegaskan film arahannya itu bukan remake dari versi jadulnya.
Seperti diketahui, Pengabdi Setan merupakan film horor populer yang pernah dirilis tahun 1980. Joko Anwar mendapat hak membuat film tersebut dari rumah produksi yang memiliki hak cipta film Pengabdi Setan.
Berdasarkan istilah populer, banyak orang menyebut Pengabdi Setan 2017 adalah remake dari Pengabdi Setan 1980. Padahal sebutan tersebut bisa dibilang tidak benar. Hal itu seperti diungkapkan Joko Anwar belum lama ini.
“Kami menggunakan praktik yang sama dengan film luar. Sebenarnya dari awal kami bilang reboot, tapi istilah itu tidak populer untuk semua orang, lebih populer remake. Tapi kami lebih menyebutnya sebagai reboot,” ucap Joko Anwar seperti dikutip Kapanlagi.com, Kamis (19/10).
Tara Basro sebagai Rini di film Pengabdi Setan
Secara teori, film remake adalah film yang membuat ulang cerita film orisinalnya tanpa mengubah hasil akhir cerita film orisinal. Film remake hanya melakukan pembaharuan dari segi tampilan, pemain, dan teknis pembuatan film.
Film reboot adalah proyek mengulang cerita sebuah film yang sebelumnya suidah dikenal. Dalam teknik reboot sineas memiliki kebebasan untuk mengubah jalan cerita dan juga tokoh. Dalam hal ini Pengabdi Setan tidak berpegang pada cerita film orisinalnya. Joko Anwar hanya mempertahankan nama-nama tokoh dari film orisinal kemudian membuat cerita baru yang lebih kekinian.
Salah satu contoh film reboot yang ada di Hollywood adalah film Ghostbusters yang dirilis tahun 2016. Film tersebut memulai cerita baru tentang pemburu hantu dengan personel perempuan. Hal itu bertolak belakang dengan film orisinalnya.
Meski ceritanya beda, Ghostbusters 2016 masih memunculkan tokoh-tokoh populer yang ada di film orisinalnya.
