Kamusfilm – Bulan Agustus sepertinya menandai kembalinya gairah jumlah film Indonesia yang dirilis setelah sempat agak menurun di bulan Juni dan Juli karena bertepatan dengan bulan Ramadhan dan Hari Raya Idul Fitri. Akan ada 12 film Indonesia yang tayang Agustus 2016. Berbicara mengenai tema, momentum bulan Agustus bertepatan dengan peringatan hari kemerdekaan Indonesia, oleh karena itu sebagian besar filmnya mengangkat semangat kemerdekaan. Intip 12 Film Indonesia tayang Agustus 2016 di bawah ini.
- 3 Srikandi (4 Agustus)
Diangkat dari kisah nyata, 3 Srikandi mengangkat kisah tim panahan putri Indonesia yang meraih medali olimpiade pertama kali untuk Indonesia,yaitu Olimpiada Seoul 1988. Film ini menceritakan kondisi atlet-atlet Indonesia mulai dari masalah pribadi hingga stigma masyarakat mengenai atlet Indonesia pada jaman tersebut.
https://www.youtube.com/watch?v=-sfuXpBIsCA
Menjadi debut penyutradaraan film panjang bagi Iman Brotoseno, dirinya pun juga ikut andil dalam penulisan cerita bersama Swastika Nohara. 3 Srikandi dibintangi oleh Reza Rahadian, Bunga Citra Lestari, Tara Basro, Chelsea Islan, Donny Damara, dan Mario Irwinsyah
- Bintang di Langit Belitong (4 Agustus)
Film drama misteri ini mengisahkan pengalaman ayah dan kedua anaknya saat berlibur di pulau Belitong. Liburan yang harusnya dilalui dengan bahagia menjadi sebuah pencarian misterius karena putra sang ayah yang bernama Bintang diculik.
Film ini disutradarai oleh Sopian Efendi dan Leo Frengky. Filmnya sendiri dibintangi oleh Angel Karamoy, Dhea Annisa, Dwi Yan, August Melasz, dan Ratna Listy.
- Laskar di Tapal Batas (11 Agustus)
Satu lagi film yang terinspirasi dari sebuah kisah nyata tentang nasionalisme. Berlatar waktu jaman penjajahan, khususnya momen-momen kemerdekaan Indonesia, film ini menggambarkan warga daerah Bogor yang suka rela membendung Agresi Militer II yang dilakukan oleh Belanda. Laskar Rakyat yang dipimpin oleh Djulu mampu memporak-porandakan tentara belanda sehingga dijuluki Laskar Setan.
Film ini disutradarai oleh Bayu Prayogo, dengan skenario ditulis oleh Bayu, Budy Juwono, dan Dimas W. Film ini dibintangi oleh Tere Gunawan, Sonia Selvans, Pong Harjatmo, dan Yati Surahman.
- Tiga Dara (11 Agustus)
Film ini merupakan film klasik yang dirilis pertama kali 1956. Setelah direstorasi fisik dan digital, film ini kembali dirilis di bioskop dalam format 4K. Tiga Dara mengisahkan tentang kehidupan tiga perempuan bersaudara dalam menghadapi dilema hidup dan percintaan.
Film ini disutradarai oleh Usmar Ismail dengan skenario ditulis oleh Usmar dan M. Alwi Dahlan. Film ini dibintangi oleh Chitra Dwei, Mieke Wijaya, Indirarti Iskak, Bambang Irawan dan Fifi Young.
- Winter in Tokyo (11 Agustus)
Bisa ditebak dari judulnya, film ini akan mengisahkan kisah romantis berlatar belakang Negara Jepang. Ceritanya berfokus pada dua tokoh bernama Keiko dan Kazuta yang bertetangga. Benih-benih cinta mulai tumbuh diantara keduanya, tapi semuanya tak berjalan lancar. Sebuah konflik membuat Kazuto hilang ingatan. Konflik apa itu? Apakah yang akan dilakukan Keiko?
Film ini merupakan adaptasi dari novel dengan judul yang sama karya Ilana Tan. Film ini disutradarai oleh Fajar Bustomi. Winter in Tokyo dibintangi oleh Dion Wiyoko, Pamela Bowie, Morgan Oey, dan Kimberly Rider.
- 3 Pilihan Hidup (18 Agustus)
Film ini bisa dibilang versi film panjang dari kehidupan komedian Tessy atau Kabul Basuki. Ceritanya berfokus pada kehidupan Tessy sebelum hingga sesudah dirinya terjerat kasus penyalahgunaan obat-obatan terlarang.
Film ini disutradarai oleh Irawan Tanu dan Edy Lukman dengan skenario dari Devina Sofiyanti. Selain Tessy, film ini juga dibintangi Marshanda, Cinta Penelope, Cinta Laura, dan Julia Perez.
- Pantja-Sila: Cita-cita & Realita (17 Agustus)
Bertepatan dengan hari kemerdekaan, film ini mencoba memvisualisasikan semangat kemerdekaan Bung Karno dalam bentuk pidato presiden pertama itu saat sidang Badan Penyelidik Usaha Persiapan Kemerdekaan Indonesia (BPUPKI) 1 Juni 1945.
Film ini disutradarai oleh Tino Saroengallo dengan skenario ditulis oleh Tio Pakusadewo. Selain menulis skenario, Tio Pakusadewo juga membintangi film ini bersama Jantra Suryaman, Teuku Rifnu Wikana, dan Verdi Solaiman.
- Mimpi Anak Pulau (18 Agustus)
Film ini diadaptasi dari kehidupan Gani Lasa, mengenai perjuangannya hingga menjadi Deputi BP Batam. Film ini akan menggambarkan perjuangan-perjuangan Gani Lasa kecil hingga dewasa dalam usahanya menuntut ilmu hingga nantinya kembali ke Batam untuk membangun kota tersebut.
Film ini disutradarai oleh Kiki Nuriswan dengan penulis skenario Boni Faisal dan Ichsan Zulkarnain. Mimpi Anak Pulau dibintangi oleh Ray Sahetapy, Ananda Faturrahman, Herdin Didayat, dan Daffa Permana.
- Triangle: The Dark Side (18 Agustus)
Film ini mengisahkan tentang Deddy, seorang pembunuh bayaran yang berniat untuk mengakhiri karirnya tersebut. Ia bisa melakukannya setelah membunuh target terakhirnya yang bernama Volland. Tapi kenyataanya tidak sesederhana teorinya. Deddy harus mempertimbangkan banyak hal, termasuk cinta dan kehidupannya.
Film ini disutradarai oleh Deddy Corbuzier, Ian Nguyen Lampa, dan Volland Humonggio. Skenarionya ditulis oleh Haqi Achmad dan Deddy Corbuzier. Film ini juga dibintangi mantan pesulap populer tersebut bersama Chika Jesssica, Volland Humonggio, Chris John, dan Sandra Dewi.
- Simfoni Satu Tanda (25 Agustus)
Film ini mengisahkan perjuangan anak petani miskin bernama Darsono, serta sahabatnya Jamhari dalam memberantas kemiskinan serta konflik sosial di masyarakat.
Film ini disutradarai oleh Alex Latief, dibintangi oleh Baim Wong, Amanda Latief, Agus Kuncoro, Vicky Nitinegoro, dan Torro Margens.
- Surat Untukmu (25 Agustus)
Film ini mengisahkan kehidupan gadis bernama Gendis yang tinggal di Dieng, Wonosobo. Sejak kecil ia tak pernah hidup bersama ibunya karena sang ibu memilih meninggalkan rumah untuk mengadu nasib. Gendis hanya berkomunikasi dengan ibunya melalui surat-surat. Kebiasaan berbalas surat dengan ibunya pun terhenti tanpa alasan dan sebab yang jelas. Hal ini membuat Gendis bingung sekaligus penasaran. Alamat terakhir surat ibunya adalah Jakarta, kota besar itu kemudian menjadi tujuan Gendis untuk mencari jawaban.
Film ini disutradarai oleh Harris Nizam, dibintangi oleh Prilly Latuconsina, Arbani Yasiz, Fandy Christian, Tio Pakusadewo, dan Ilham Smash.
- Uang Panai = Maha(r)l (25 Agustus)
Terinspirasi dari sebuah adat mengenai mahar pernikahan yang disebut Uang Panai, film ini mengisahkan Ancar, pemuda Bugis-Makassar yang berusaha mempersunting wanita idamannya.
Film ini disutradarai oleh Asril Sani dan Halim Gani Safia dengan skenario ditulis oleh Amril Nuryan dan Halim Gani Safia. Pemain film ini sebagian besar adalah talenta lokal Makassar seperti Ikram Nur, Nur Fadillah, Tumming, Cahya Ary, dan Abu.